Minggu, 19 November 2017

ARTIKEL TENTANG ARDHA

Biografi Ardha P. Koto 







Sejak Kecil Menuangkan Perasaan 
dalam Karya Seni Lukis



Ardha lahir pada tgl 14 Maret dikota Bukittinggi, 
Sumatera Barat. Kota ini sangat banyak mempenga
ruhi jalan kehidupan nya,yang berisi dengan sejarah 
panjang harapan untuk berbuat sesuatu bagi ke 
pentingan perjalanan yang dia beri makna di
kemudian hari. Ditengah dua belas orang ber
saudara, dia pun menikmati gelap terangnya 
kehidupan dengan segala ketetapan dariNya. 
Sebagai anak yang penyendiri, suka berkhayal 
dan suka segala bentuk seni, Ardha mulai 
menggurat sejarahnya dalam kancah Seni Rupa. 




KEGIATAN ARDHA
Di usia dini Ardha telah memenangkan berbagai 
kompetisi,seperti di Festikora I dan II pada tahun 
1964 dan 1965. Ardha sempat diasuh oleh pelukis 
Almarhum Wakidi dan bersekolah di STSRI ASRI 
Yogyakarta. Sehingga ditahun 1974 sempat me
menangkan lomba Sketsa Kartini terbaik. Pada 
tahun 1974 sampai tahun 1977 melakukan pameran 
di berbagai kota seperti di Purna Budaya Yogya
karta, LIA Surabaya, dan juga Pameran Pratisara 
Affandi Adikarya di Yogyakarta. 


Pada tahun 1977 memasuki Jurusan Seni Rupa 
ITB. Ditengah dunia kampus juga melibatkan diri
kedalam kegiatan alam penempuh rimba dan 
pendaki gunung Wanadri.Diantara kegiataan 
tersebut mengikuti Gladian V di Cipatat dan 
Gladian intern di Mandala Kitri yang mewarnai 
sikap Ardha dalam menyiasati tantangan. 

Menjadi Dosen ITB dan Melaksanakan 

Beberapa Pameran Tunggal 

Lulus dari Kampus ITB  tahun 1982, terus 
melakukan kegiatan untuk menuangkan rasa 
kreativitas seperti South East Asian Young 
Writers delegates di Baguio city Philipine 
pada tahun 1983, menjadi penulis di Toyabungkah
 Bali di tahun 1984,dan ikut Lomba penulisan 
Essai Hari Kartini di ITB di tahun 1985. 



Sempat juga menjadi staff dosen beberapa tahun
di Fakultas Seni Rupa dan Design ITB. Diantara 
selang waktu tersebut  sempat melaksanakan 
berbagai pameran lukisan diantaranya di Warsawa 
untuk “Donation to the Museum Azji Pacyfiku
 Warszawie” pada tahun 1988.Pameran Kesetia 
Kawanan Pelukis di YPK Naripan, Bandung di 
tahun 1989. Pameran tunggal di Japan Foundation
 Gedung Summitmas, Jakarta pada tahun 1989.
Namun kemudian terpaksa mengundurkan diri 
dari ITB pada tahun 1990 untuk mengikuti suami 
bekerja di luar awa, domisilinya pindah ke 
Balikpapan, Kalimantan Timur. 

Pindah ke Kalimantan Timur  

Dimulai dari saat itu Ardha mengalihkan kegiatan  
kearah sosialisasi yang lebih mementingkan prospek 
di lingkungan tempatnya berdomisili. Ardha memilih Kalimantan Timur menjadi pusat 
kegiatan yang baru. Sebagai wanita yang berlabuh 
di kota Balikpapan, pun mulai menapak lewat 
kegiatan “peduli kepada nasib sebagian putra
 bangsa yang kurang beruntung”. Ardha mulai 
bergerak merangsang motivasi dan kreativitas 
kamula muda engan mengundang  mereka 
berseminar di Gedung Kota Madya. 



Ardha tidak bayangkan kalau hasil kegiatan 
seperti ini  ternyata berlanjut di kemudian hari 
bahwa kelak akan membuahkan hasil untuk putra 
daerah. Perihal inilah yang menjadi tolok ukur
 bagi kegiatan Ardha selanjutnya dengan 
memulai sesuatu yang tadinya masih di ragukan
 keberhasilannya Ardha memulai aksi dengan
 acara pencarian dana buat Gempa Bumi di Flores, melalui Pameran Bertiga Plus berikut lelang 
lukisan untuk korban bencana alam. Kegiatan 
ini merupakan lanjutan dari seminar bertema 
“Dialog Budaya Seni Rupa dan kehidupan 
sehari-hari”.dengan hasil memuaskan. 

Mulai Memberikan Pendidikan 

Gratis tentang Seni  

Berikutnya, memberikan kesempatan  
pendidikan lanjut bagi kawula muda  yang 
mempunyai minat seni rupa untuk menimba 
ilmu secara cuma-cuma (gratis) di kompleks 
domisili nya. Salah satu cara  Ardha yang bisa 
di lakukannya untuk mengentas kan kemiskinan
 baik di bidang moril maupun materiel
Dengan ilmu yang di bekali itu, para kawula 
muda men dapat bekal untuk mengantisipasi 
dampak dekadensi sosial,memberdaya kan 
ekonomi, seperti ber  partipasi 

menjadi guru menggambar di sekolah-sekolah 
maupun guru menggambar privat. 


Tampaknya usaha ini diberkati Tuhan

Kegiatan ini mendapat sambutan luar biasa. 
Sehingga Ardha berhasil membuka potensi 
dan mata pencarian untuk anak-anak muda 
berbakat yang selama ini me nganggur. Serta 
mengurangi faktor resiko bagi para orang tua 
yang punya anak-anak aktif untuk sedikit 
aman menekuni ilmu menggambar diluar 
jam sekolah. 

Dibangkitkan aset dari putra daerah dengan 
meng katrol  dan menciptakan eksistensi 
melalui karya-karya mereka. Melalui berbagai
 cara,di hadirkan karya-karya mereka seperti 
di hotel berbintang yang ada dilingkungan 
mereka ,digunakan sebagai art work yang 
menghiasi hotel berbintang tersebut.dan 
juga menjalin kerjasama dengan para pemilik
 gedung maupun industri yang memerlukan 
produksi seni. Lalu dia ciptakan sebuah 
mekanisme dimana para kawula muda berbakat 
ini berfungsi sebagai pemasok karya seni. 

Sehingga Karya-Karya Putra Daerah Mengisi 
Kamar-Kamar Hotel dan Ardha juga berbagi 
ilmu lewat TV Lokal. Para anak muda ini kemudian mendirikan sanggar seni.yang Mereka sepakati untuk diberi nama 
Sanggar Kembara. Karya-karya sanggar ini terpajang di 400 kamar hotel berbintang 5 Hotel Dusit InnBalikpapan. Hotel Blue Sky 
Balikpapan kemudian  juga meminta 200 kamar hotelnya igantungi lukisan serupa. 

Rupanya segala kegiatan yang di motori Ardha ini membuat berbagai pihak dan media massa-pun tergerak untuk ikut mendukung cita-cita Ardha  Semenjak  tahun 1992, Ardha diminta untuk mengisi acara mencerdaskan putra daerah melalui media pelajaran menggambar di TV Samarinda. Sambutan dari pihak orang tua dan anak-anak yang gemar memggambar  sangat menggembirakan. Sehingga para pihak Pemerintah daerah, seperti Gubernur, Walikota, perusahaan-perusahan asing yang ada di Kalimantan Timur mulai terbuka wawasannya tentang adanya 
asset dan potensi di daerah ini. 



Pada tahun 1994, Ardha memprakarsai seminar di Taman Budaya Samarinda dengan tema “Kiat-kiat yang dapat menumbuh-kembangkan Seni Rupa di Kalimantan Timur”. dengan ini dapat menyadarkan berbagai pihak di Kalimantan timur bahwa anak-anak muda pemasok seni dapat mengisi kebutuhan perusahaan pariwisata, selain tambang minyak,emas batu bara, dan gas alam. Ardha juga diminta untuk mengajar anak-anak di perusahaan-perusahaan Vico, Unocal, Total Indonesie, Kaltim Prima Coal, Pupuk Kaltim, dan lain lain, dia mendapat dukungan dari para alumni ITB yang berada di Kalimantan Timur. 

Mulai memfokuskan pada ibu-ibu 




IBUK IBUK GEMAR MELUKIS
Setelah memusatkan perhatian pada kawula muda di Kalimantan Timur, selanjutnya perhatian Ardha mulai tertambat epada kaum ibu.yaitu Para ibu-ibu di  yang memiliki kesenggangan dikala para suaminya bekerja di industri masing-masing. Gagasan inipun di kemukakan Ardha kepada teman-teman yang merasa senasib dengan kategori tersebut. Yang di awalinya dengan membuat pertemuan dan kemudian berkembang untuk dilaksanakan dan kemudian mendapat  tanggapan positif.
Ardha memberikan stimulus agar kaum ibu dapat menggali potensi terpendam dalam diri masing-masing.  di jelaskannya segi manfaat dan Ardha sumbangkan ilmunya dengan suka rela 



Bentuk elompok ini terdiri dari ibu-ibu yang para suaminya bekerja dan mempunyai kegemaran yang sama yaitu melukis. dia sampaikan bahwa daripada menghabiskan waktu dengan hal yg tidak berguna,  lebih baik melukis dirumah. Kegiatan ini di lanjutkan dengan mengadakan pameran dengan tema “Ibu-ibu gemar melukis”. Pameran ini dapat terlaksana dengan baik dan mendapat Sambutan yang luar biasa.

Memberikan pendidikan gratis kepada 

guru-guru menggambar

Tidak hanya kegiatan itu, Kegiatan bersama ibu-ibu ini,  dilengkapi pula dengan meng update para guru menggambar 
di sekolah-sekolah. Rupanya usul ini membesarkan hati mereka. 
Ibu dan bapak guru di perkenalkan dengan media dan cara menggambar yang benar. Sebab ilmu menggambar ini akan berguna nantinya bagi para murid mereka andaikan melanjutkan ke pendidikan tinggi seperti  bidang kedokteran, teknik maupun lainnyaTidak sia-sia, usaha ini membuat para guru 
yang dipilih untuk mewakili merasa sangat gembira. 



Pada sebuah event Hari Ibu, karya-karya hasil pelajaran merekapun pun dipamerkan di Taman Budaya Samarinda. Tampak sekali kebanggaan para ibu-ibu dan guru-guru yang bisa ikut berpameran dalam acara yang bersifat nasional tersebut. Mereka perlu diberi penghargaan karena tanpa mereka bagaimana kita akan mencerdaskan putra-putri bangsa.

Seiring waktu  berlalu, tawaran dari Pemerintah Daerah terus berdatangan, seperti pameran untuk menyambut Wakil Presiden Try Soetrisno. Juga pameran gambar anak-anak “Menyongsong Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi” di Balikpapan center. "Pameran hari Lingkungan Hidup" di Community Center Gunung Bakaran, Memperingati "100 tahun Kota Balikpapan" Pameran " Hari Kemerdekaan RI" dll. Namun akhirnyapun Ardha terpaksa harus meninggalkan Kalimantan Timur, karena ikut suami  berpindah kerja ke Jakarta. 

Meninggalkan Kalimantan timur dan kilas balik kehidupan 

Ternyata tak terasa Ardha telah menggurat sejarah di daerah yang kaya sumber alam, tetapi miskin sumber daya manusia. Kepindahan itu membuat 500-an murid-murid nya, termasuk teman-teman dan para sahabat, ibu-ibu, guru-guru, anak-anak putus sekolah, termasuk stasion TV Samarinda terpaksa harus dia tinggalkan dengan hati sendu. Tidak tahu kapan dia akan berjumpa lagi dengan mereka. 



Tulisan perjalanan hidup ini hanyalah sedikit sumbangan dari episode perjuangan hidup Ardha. Mudah-mudahan tulisan ini dapat memberikan sedikit warna kehidupan sebagai alumni Seni Rupa, yang menimba ilmu, dan kemudian berbagi ilmu. Motto nya : Hanya sedikit sekali yang dapat saya lakukan, tetapi semua itu saya lakukan untuk Nusa dan Bangsa. (Sarwo Edhie) 


Tentang penulis (redaksi)

Ardha P.Koto adalah alumni Jurusan Seni Rupa. Setelah berpindah dari Kalimantan Timur, Ardha sering memberikan pelajaran melukis kepada expatriate di Kemang, Jakarta dan juga melakukan berbagai pameran. Ia bersama keluarga saat ini tinggal di Jakarta.

Sabtu, 11 November 2017